Composite: Jurnal Ilmu Pertanian http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite <p><strong>Composite: Jurnal Ilmu Pertanian </strong>dengan nomor<strong> e-ISSN <a href="http://u.lipi.go.id/1554806699" target="_blank" rel="noopener">2685-6646 </a></strong>dan<strong> Digital Object Identifier (DOI) <a href="https://doi.org/10.37577/composite">10.37577/composite </a></strong>merupakan jurnal ilmiah yang diterbitkan oleh Fakultas Pertanian, Universitas Insan Cendekia Mandiri (UICM) Focus dan scope kajiannya meliputi bidang Pertanian, Peternakan, Agroteknologi, Agribisnis dan Arsitektur Lanskap serta isu-isu lingkungan. <strong>Composite</strong> menerbitkan artikel ilmiah yang belum pernah dipublikasikan di jurnal ilmiah lain maupun tidak sedang ditelaah atau diproses untuk dipublikasikan.</p> Universitas Insan Cendekia Mandiri (UICM) - Universitas Bandung Raya (UNBAR) en-US Composite: Jurnal Ilmu Pertanian 2685-6646 Formulasi amelioran organik untuk menurunkan kadar salinitas tanah dan meningkatkan pertumbuhan tanaman padi di lahan salin http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite/article/view/473 <p><em>Soil salinity is still an obstacle that needs to be managed well on agricultural land located close to shoreline. The purpose of this study was to formulate an organic ameliorant to reduce soil salinity levels and increase the growth of rice plants on saline soils. The study was conducted in Jayamukti Village, Banyusari District, Karawang Regency from March to June 2022. Experiment used factorial randomized block design consisted of two factors with three replications. The first factor was the composition of organic ameliorant consisted of straw compost, husk charcoal, coconut shell biochar, dolomite, and humic acid. The second factor was the dose of organic ameliorant consisted of 0, 1, 2, and 3 tons/ha. The results showed that the application of organic ameliorant formulas in the form of 100% straw compost and 70% straw compost + 20% biochar + 10% dolomite at a dose of 3 tons / ha tended to be able to inhibit the decrease in saline soil acidity (0.15%) and reduce soil salinity levels (3.57%). The composition and dose of organic ameliorant interacted with each other in increasing the growth of rice plants by increasing plant height (40.10 cm) and number of tillers (6.00) compared to plants that were not given organic ameliorant on saline soil. Further research is needed on the efficacy test of the ameliorant formula in the field in increasing the growth and productivity of rice plants in saline land</em></p> Aghnia Rahmawati Fiqriah Hanum Khumairah ##submission.copyrightStatement## 2023-02-24 2023-02-24 5 1 1 8 10.37577/composite.v5i1.473 Penambahan tepung tongkol jagung dalam media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite/article/view/494 <p><em>Media alternatif pengganti tepung jagung dengan memanfaatkan limbah, salah satunya dengan menggunakan limbah yaitu bagian tongkol jagung yang dijadikan tepung.</em> <em>Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kombinasi tepung tongkol jagung sebagai media tanam jamur tiram putih (Pleurotus ostreatus) Penelitian dilaksanakan pada April–Juli 2022 di Desa Lassang Barat, Kecamatan Polombangkeng Utara, Kabupaten Takalar, Provinsi Sulawesi Selatan. Metode dengan menggunakan Rancangan Acak Lengkap (RAL). Percobaan ini terdiri dari 5 Perlakuan dan 4 kali Pengulangan. Parameter yang diamati yaitu percepatan pertumbuhan, waktu pemenuhan miselium, lebar tudung, panjang tangkai, dan berat basah tubuh buah. Hasil penelitian didapatkan bahwa pemberian tepung tongkol jagung sebagai media tanam jamur tiram putih dapat digunakan sebagai alternatif dan perlakuan terbaik adalah P2 (serbuk kayu 700gram, dedak 150gram, kapur 50gram, tepung tongkol jagung 100gram). </em></p> <p><em>Kata Kunci: Jamur Tiram, Serbuk Kayu, Tepung Tongkol Jagung.</em></p> Rachmat Rachmat Pratiwi Hamzah Syaifuddin Syaifuddin Rachmat Adiputra Muhammad Alfalyzi ##submission.copyrightStatement## 2023-02-24 2023-02-24 5 1 9 17 10.37577/composite.v5i1.494 Pengaruh bobot bulbil terhadap pertumbuhan benih tanaman porang (Amorphophallus oncophyllus Prain) http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite/article/view/495 <p>Tanaman porang (<em>Amorphophallus oncophyllus </em>Prain) menjadi populer beberapa tahun terakhir ini karena permintaan porang di pasar dunia terus meningkat sehingga banyak pihak yang tertarik untuk membudidayakan. Oleh sebab itu penelitian ini bertujuan agar mengetahui pertumbuhan tanaman porang dengan menggunakan berbagai ukuran bulbil agar mengetahui waktu tumbuh tunas, tinggi tanaman, dan jumlah daun. Penelitian dilakukan dengan metode Rancangan Acak Kelompok dengan 4 perlakuan dan 3 ulangan. Perlakuan yang diberikan terdiri dari perlakuan A (Bulbil dengan rata berat 10 g/ bulbil), perlakuan B (Bulbil dengan rata berat 12 g/ bulbil), perlakuan C (Bulbil dengan rata berat 14 g/ bulbil), perlakuan C (Bulbil dengan rata berat 16 g/ bulbil). Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa dengan penggunaan berbagai ukuran bulbil yang signifikan akan memberikan pengaruh terhadap hasil yang diperoleh. Perlakuan A memberikan pengaruh sangat berbeda nyata, perlakuan dengan rata-rata jumlah waktu tumbuh tunas tercepat yaitu pada saat umur tanaman 14 hari setelah tanam, sedangkan perlakuan A dan B memberikan pengaruh yang sangat berbeda nyata pada parameter tinggi tanaman dan jumlah daun dengan jumlah rata-rata tinggi tanaman dari 5-8 minggu setelah tanam.</p> <p>Kata Kunci : Ukuran Bulbil, Tanaman Porang</p> Pratiwi Hamzah Rachmat Rachmat Syaifuddin Syaifuddin Nuralfira Alfiana ##submission.copyrightStatement## 2023-02-25 2023-02-25 5 1 18 24 10.37577/composite.v5i1.495 Pengaruh Waktu Penggantian Ransum BR1 dengan BR2 terhadap Performa Broiler http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite/article/view/500 <p><em>This research aimed to </em><em>find out</em><em> how the effect </em><em>of r</em><em>eplacing BR1 with BR2 on broiler performance. Th</em><em>e </em><em>research </em><em>method was</em><em> experimental</em> <em>using </em><em>a </em><em>Complete</em><em>ly</em><em> Randomized Design (CRD) with 5 treatments consisted </em><em>of</em><em> R<sub>1</sub>: giving BR1 aged 1 to 35 days, R<sub>2</sub>: giving BR<sub>2</sub> aged 1 to 35 days, R<sub>3</sub>: giving BR1 aged 1 to 7 days and giving BR2 aged 8 to 35 days, R<sub>4</sub>: giving BR1 aged 1 to 14 days and giving BR2 aged 15 to 35 days, R<sub>5:</sub> giving BR1 aged 1 to 21 days and giving BR2 aged 22 to 35 days. Each treatment was replicated 5 times. The observed variables were daily ration consumption, daily body weight gain, ration conversion. Data were analyzed by variance analysis, if there was an effect of treatment, it was continued with Duncan's Multiple Range Test. The conclusion of this research was that the replacement of BR1 to BR2 rations had a significant effect on daily ration consumption and ration conversion, but had no significant effect on daily body weight gain of broilers. Giving BR1 for 35 days resulted in the lowest daily ration consumption, daily body weight gain and ration conversion.</em></p> Sari Suryanah Nilawati Widjaja Tedi Akhdiat Hilman Permana Indra Setiawan ##submission.copyrightStatement## 2023-02-25 2023-02-25 5 1 25 30 10.37577/composite.v5i1.500 Pengaruh Varietas Jahe (Zingiber officinale) terhadap Karakteristik Minuman Serbuk Empon-Empon http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite/article/view/501 <p><em>The research on making empon-empon microcrystals is expected to make it easier for people to consume healthy drinks because of their more practical. This study also aims to determine the effect of ginger varieties used in the manufacture of empon-empon microcrystals on water content, total dissolved solids, and hedonic tests on taste, color, aroma, and aftertaste. The experimental design that will be used in this study is a Completely Randomized Design (CRD) with one variable consisting of three levels, namely ginger varieties (big ginger, red ginger, and small ginger). The experiment was repeated 6 times, so 18 experimental units were obtained. Determination of the best sample using the scoring method. The best samples were analyzed for total sugar content and antioxidant activity using UV Visible spectrophotometer DPPH method. The results showed that the different varieties of ginger had a significant effect on the aroma, taste, and aftertaste of the empon-empon powder drink. Differences in ginger varieties had no significant effect on the color, water content, and total dissolved solids of empon-empon powder drink. The best sample was the empon-empon powder drink using ginger emprit which had a reducing sugar content of 1.3133%, disaccharide content of 63.2125%, a total sugar content of 64.5258%, IC50 value for antioxidant activity of 78.01 µg/mg, the water content of 3.90%, total dissolved solids was 67.85%, the color attribute preference test value was 4.30, the aroma was 2.50, the taste was 3.92, and the aftertaste was 3.81.</em></p> Lina Herlinawati Ida Ningrumsari Asep Hodijat ##submission.copyrightStatement## 2023-02-25 2023-02-25 5 1 31 39 10.37577/composite.v5i1.501 Perbandingan biomassa feses kelinci dan ampas kopi sebagai bahan baku pupuk organik padat dengan metode bokashi http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite/article/view/505 <p>Desa Mangunjaya merupakan desa dengan kontur tanah berupa dataran tinggi. Hal ini mendukung mata pencaharian masyarakat desa sekitar untuk bertani dan beternak. Limbah ternak dan tani yang dihasilkan belum diolah secara maksimal, contohnya adalah feses kelinci dan ampas kopi. Ampas kopi dan feses kelinci dapat diolah sebagai campuran pupuk organik padat dengan bantuan dekomposer berupa larutan EM-4. Selain meningkatkan kesuburan tanah, pupuk ini dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan feses kelinci dan ampas kopi menjadi pupuk organik menggunakan metode bokashi yang sesuai dengan standar SNI 7763:2018. Bokashi adalah salah satu metode pengomposan yang menggunakan campuran air, molase dan bakteri baik aerob maupun anaerob. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan variasi komposisi feses kelinci dan ampas kopi dengan perbandingan 700:300 dan 800:200. Berdasarkan hasil penelitian didapat variasi dengan hasil terbaik sesuai dengan syarat mutu uji SNI 7763:2018 yaitu campuran feses kelinci dan ampas kopi dengan perbandingan 700:300 dan larutan EM-4 sebanyak 350ml dengan waktu fermentasi selama 7 hari.</p> Galu Murdikaningrum Rini Siskayanti S.T.,M.T. Riza Rizkiah Muhammad Fikri Ibnu Hidayat Novy Komalasari ##submission.copyrightStatement## 2023-02-25 2023-02-25 5 1 40 45 10.37577/composite.v5i1.505 Analisis Fitokimia Daun Kelor (Moringa oleifera) dan Produk Olahan Minuman Penyegar http://ejournal.uicm-unbar.ac.id/index.php/composite/article/view/509 <p>Daun kelor merupakan salah satu sumber pangan bergizi tinggi, dan sudah dimanfaatkan oleh sebagian masyarakat di daerah tropis umumnya, terutama India, Afrika, negara bagian Asia Selatan dan Tenggara, termasuk Indonesia. Khasiat lain daun &nbsp;kelor telah direkomendasikan sebagai suplemen penambah daya tahan tubuh yang dapat menunjang kebugaran fisik agar terhindar dari bahaya covid-19. Daun kelor segar yang berasal dari pohon kelor sehat, telah diteliti jenis fitokimia yang terkandung didalamnya setelah menjadi simplisia menggunakan pelarut metanol 80% dan metode gas kromatografi dengan alat GCMS tipe QP-2010.&nbsp; Sampel daun kelor lainnya telah diolah menjadi serbuk kering untuk dibuat dalam kemasan menjadi teh herbal, kemudian diukur kadar air atas perbedaan temperatur oven pengering. Diperoleh 17 jenis fitokimia daun kelor yang teridentifikasi melalui alat GCMS antara lain adalah senyawa karbinol, n-heksana, siklopentana, dan golongan etanol beserta derivat-derivatnya. Keempat jenis senyawa dominan tersebut, merupakan senyawa hasil metabolit sekunder yang berpotensi sebagai senyawa antioksidan, antiinflamasi, antibiotik atas infeksi yang disebabkan oleh bakteri dan jamur, sebagai pelarut untuk terjadinya reaksi-reaksi kimia menghasilkan beragam senyawa derivat lain yang bermanfaat bagi industri pangan, dan kesehatan kulit. Teh herbal daun kelor yang dikeringkan melalui oven pengering pada temperatur 50<sup>o</sup>C dan 60<sup>o</sup>C memiliki kadar air lebih tinggi daripada &nbsp;70<sup>o</sup>C yaitu, 12,70%, 12,84% dan 10,06%. Ketiga nilai kadar air yang diperoleh memenuhi standar pembuatan teh herbal, namun masing-masing perlakuan belum diuji terhadap organoleptik (aroma dan rasa) serta daya simpan.</p> Farida Iriani ##submission.copyrightStatement## 2023-02-25 2023-02-25 5 1 46 52 10.37577/composite.v5i1.509
mpo500 mpo500 bandar388