Perbandingan biomassa feses kelinci dan ampas kopi sebagai bahan baku pupuk organik padat dengan metode bokashi

  • Galu Murdikaningrum Fakultas Teknik, Universitas Insan Cendekia Mandiri
  • Rini Siskayanti S.T.,M.T. Fakultas Teknik, Universitas Insan Cendekia Mandiri
  • Riza Rizkiah Fakultas Teknik, Universitas Insan Cendekia Mandiri
  • Muhammad Fikri Ibnu Hidayat Fakultas Teknik, Universitas Insan Cendekia Mandiri
  • Novy Komalasari Fakultas Teknik, Universitas Insan Cendekia Mandiri
Keywords: ampas kopi, bokashi, feses kelinci, pupuk organik padat

Abstract

Desa Mangunjaya merupakan desa dengan kontur tanah berupa dataran tinggi. Hal ini mendukung mata pencaharian masyarakat desa sekitar untuk bertani dan beternak. Limbah ternak dan tani yang dihasilkan belum diolah secara maksimal, contohnya adalah feses kelinci dan ampas kopi. Ampas kopi dan feses kelinci dapat diolah sebagai campuran pupuk organik padat dengan bantuan dekomposer berupa larutan EM-4. Selain meningkatkan kesuburan tanah, pupuk ini dapat menurunkan penggunaan pupuk kimia. Penelitian ini bertujuan untuk memanfaatkan feses kelinci dan ampas kopi menjadi pupuk organik menggunakan metode bokashi yang sesuai dengan standar SNI 7763:2018. Bokashi adalah salah satu metode pengomposan yang menggunakan campuran air, molase dan bakteri baik aerob maupun anaerob. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif dengan variasi komposisi feses kelinci dan ampas kopi dengan perbandingan 700:300 dan 800:200. Berdasarkan hasil penelitian didapat variasi dengan hasil terbaik sesuai dengan syarat mutu uji SNI 7763:2018 yaitu campuran feses kelinci dan ampas kopi dengan perbandingan 700:300 dan larutan EM-4 sebanyak 350ml dengan waktu fermentasi selama 7 hari.

References

Adikasari, R. (2012). Pemanfaatan Ampas Teh dan Ampas Kopi Sebagai Penambah… (Ria Adikasari) 0. UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH SURAKARTA.
Alam, J. S., Ramadhany, M., Dwicaksono, B., Suharto, B., Susanawati, L. D., Pertanian, K., Brawijaya, U., Veteran, J., & Alam, J. S. (2013). Pengaruh Penambahan Effective Microorganisms pada Limbah Cair Industri Perikanan Terhadap Kualitas Pupuk Cair Organik ( Effect of Effective Microorganisms Additions on the Wastewater from Fishing Industry for Organic Liquid Fertilizers ). 7–11.
Badan Standardisasi Nasional. (2018). Pupuk Organik Padat. Badan Standardisasi Nasional, 1–20.
Cergia, M. (2018). Analisis Kualitas Pupuk Cair dari Ampas Kopi dan Teh. 1(2), 1–141. https://ecampus.sttind.ac.id/sttind/AmbilLampiran?ref=1283&jurusan=&jenis=Item&usingId=false&download=false&clazz=ais.database.model.file.LampiranLain
Diara, I. W. (2017). Degradasi Kandungan C-Organik Dan Hara Makro Pada Lahan Sawah Dengan Sistem Pertanian Konvensional. Fakultas Pertanian Universitas Udayana Denpasar, 1–38. https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/cdf863f92452ff7630d451b60065f493.pdf
Hutapea, S. (2020). Nitrogen Tanah dan Tanaman. Pertanian UMA.
Junaidi, P. (2016). Bokashi (Pupuk Organik). http://kaltim.litbang.pertanian.go.id/ind/index.php?option=com_content&view=article&id=779&Itemid=59
Kusuma, M. A. (2012). Pengaruh Variasi Kadar Air Terhadap Laju Dekomposisi Kompos Sampah Organik Di Kota Depok. Universitas Indonesia, 1–80.
Mardika, D. I. (2017). Pengaruh Kepemilikan Manajerial, Kepemilikan institusional dan Corporate Social Responsibility (CSR) Terhadap Nilai Perusahaan. Journal of Chemical Information and Modeling, 53(9), 64–71.
Purba, T., Situmeang, R., & Rohman, H. F. (2021). Pemupukan dan Teknologi Pemupukan. In Angewandte Chemie International Edition, 6(11), 951–952.
Putu, N. D. J., Putu, L. W., & Made, N. W. (2018). Karakteristik Ekstrak Ampas Kopi Bubuk Robusta (Coffea canephora) pada Perlakuan Konsentrasi Pelarut Etanol dan Suhu Maserasi. Jurnal Rekayasa Dan Manajemen Agroindustri, 6(3), 243–249.
SAJIMIN, Y. C. R. dan N. D. P. (2000). Potensi Kotoran Kelinci Sebagai Pupuk Organik. 156–161.
Sari, N. M., Lusyiani, L., Nisa, K., Mahdie, M. F., & Ulfah, D. (2017). Pemanfaatan Limbah Sekam Padi untuk Campuran Pupuk Bokashi dan Pembuatan Biobriket sebagai Bahan Bakar Nabati. PengabdianMu: Jurnal Ilmiah Pengabdian Kepada Masyarakat, 2(2), 90–97. https://doi.org/10.33084/pengabdianmu.v2i2.60
SUPARTHA, I. Y., WIJAYA, G., & ADNYANA, G. M. (2012). Aplikasi Jenis Pupuk Organik pada Tanaman Padi Sistem Pertanian Organik. E-Jurnal Agroekoteknologi Tropika, 1(2), 98–106.
Suriadikarta, et al. (2006). 7. Mikroorganisme Pelarut Fosfat.
Widowati, L. R., & Hartatik, W. (2015). Pupuk Kandang. Pupuk Organik Dan Pupuk Hayati, 59–82.
Wirajaya, A. A. M., Yuliartini, M. S., & Sudita, I. D. N. (2020). PKM Pemanfaatan Kotoran Kelinci Pada Kelompok Tani Ternak Di Kawasan Wisata Desa Pancasari-Kecamatan Sukasada Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. WICAKSANA: Jurnal Lingkungan Dan Pembangunan, 4(2), 7–20. https://doi.org/10.22225/wicaksana.4.2.2675.7-20
Witarsa, U., Kehutanan, P., & Pov, D. (2018). BOKASHI (Penyuluh Kehutanan DLHK Pov. Banten).
Published
2023-02-25
Section
Articles